Tuesday, March 3, 2020

HUBUNGAN SOSIOLOGI DENGAN ILMU SEJARAH

Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Sejarah

oleh: Bimo Adriawan

filsafat: ibu dari ilmu pengetahuan
(Photo by Ehud Neuhaus on Unsplash)
Faktanya tidak ada ilmu yang dapat berdiri sendiri. Baik ilmu alam maupun ilmu sosial humaniora. Keduanya memiliki keterkaitan dengan ilmu lain. Memang secara sederhana lahirnya ilmu-ilmu tersebut berasal dari satu kesatuan, yaitu filsafat. Pemisahan dan penamaan macam-macam ilmu merupakan upaya untuk mempelajari fenomena kehidupan secara lebih jelas terang benderang. 

Dalam rumpun ilmu sosial humaniora pendekatan lintas displin juga terjadi. Dalam ilmu sejarah pendekatan ini disebut dengan metodologi (know how to know) seperti yang disampaikan oleh Helius Sjamsuddin dalam bukunya Metodologi Sejarah. Penggunaan metodologi dalam penulisan sejarah dapat mengungkap secara jelas fenomena yang terjadi di masa lampau. Fenomena yang terjadi di masa lalu dapat dijelaskan dalam berbagai konsep dan teori ilmu sosial yang berkembang. 

Selaras dengan gagasan Sartono Kartodirjo, pendekatan multidimensi (multidimensional approach) akan menambah warna dalam historiografi. Pendekatan-pendekatan ini menjadi pisau untuk "membedah" peristiwa masa lalu. Mengajak para pembaca untuk melihat dan memahami suatu peristiwa dari perspektif yang bermacam-macam. 

Pendekatan multidisiplin ilmu menjadi sebuah kebutuhan
(Photo by Giammarco Boscaro on Unsplash)
Dari sekian banyak disiplin ilmu salah satu ilmu yang dapat digunakan sebagai "pisau bedah" adalah Sosiologi. Sosiologi secara historis berkembang untuk menjawab fenomena sosial yang terjadi di Eropa pada abad ke-18. Mayoritas pembahasan filsafat kala itu hanya berisi bahasan perang atau tokoh-tokoh besar tetapi tidak tentang fenomena kemiskinan, revolusi, atau kriminalitas yang tengah marak terjadi di Eropa pada masa itu. 

Filsuf Prancis, Auguste Comte kemudian melahirkan aliran positivisme untuk menjawab fenomena yang terjadi di Eropa. Dari sinilah berkembang kajian kemasyarakatan yang dikenal dengan nama Sosiologi. Tokoh-tokoh yang turut menyumbangkan buah pikirannya dalam perkembangan sosiologi seperti Herbert Spencer, Emile Durkheim, Karl Marx, Max Weber, John Lewis Gillin, John Philip Gillin, hingga Selo Soemardjan serta Soerjono Soekanto.
Revolusi Industri membawa fenomena sosial baru
(Photo by Isis França on Unsplash)

Menurut Kuntowijoyo dalam Pengantar Ilmu Sejarah, Sosiologi termasuk ilmu yang sinkronik (meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu) sedangkan sejarah adalah ilmu diakronik (memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam ruang). Ya, bisa dikatakan keduanya saling melengkapi. Bagaimana jadinya kajian mendalam tentang stratifikasi sosial (konsep sosiologi) direntangkan dalam waktu (sejarah)? tentunya akan menjadi kajian yang menarik.

Beberapa konsep sosiologi yang tentu dapat digunakan antara lain:
1. Perubahan Sosial
2. Lembaga Sosial
3. Kelompok Sosial
4. Multikulturalisme
5. Mobilitas Sosial
6. Struktur Sosial (diferensiasi dan stratifikasi sosial)

Meskipun Sejarah dan Sosiologi bagaikan tetangga yang tak pernah akur seperti yang disampaikan oleh Peter Burke dalam bukunya Sejarah dan Teori Ilmu Sosial, namun pada kenyataannya keduanya saling melengkapi. Teori dan konsep sosiologi bisa dengan mudah dipahami dengan memberikan contoh peristiwa-peristiwa sejarah demikian pula dengan historiografi akan lebih mudah dipahami dan diperjelas dengan hadirnya teori dan konsep dari Sosiologi. 
sosiologi dan sejarah saling melengkapi
(Photo by Aaron Burden on Unsplash)

Contoh dari Kuntowijoyo dalam Pengantar Ilmu Sejarah merupakan wujud nyata sosiologi dapat memperkaya penulisan sejarah. Bahkan menurut beliau, teori dan konsep sosiologi perlu dikuasai dalam penulisan sejarah sosial. 

Jadi, mempertemukan Sejarah dan Sosiologi dalam satu karya tulis ilmiah adalah hal yang diperlukan dalam melengkapi muatan historiografi. Bagaimana teori dan konsep dari Emile Durkheim, G.H. Mead, Ferdinand Tonnies, Selo Soemardjan, Soerjono Soekanto, dan lainnya mempertajam tulisan sejarah akan tersaji dalam karya sejarah sosial. Tidaklah sulit selama semangat untuk berkarya terus menggebu. Selamat berkarya!



  

No comments:

Post a Comment