Tuesday, April 10, 2012

IMPERIUM

IMPERIUM
oleh: Bimo Adriawan

Sinopsis  Imperium

Marcus Tullius Cicero
Imperium adalah novel sejarah karya Robert Harris yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2006. Novel ini menceritakan mengenai kehidupan Marcus Tullius Cicero. Sudut pandang yang digunakan dalam karya ini adalah sudut pandang orang pertama dengan tokoh bernama Tiro. Tiro adalah budak Cicero yang dijadikan sekretarisnya. 

Cerita diawali ketika Cicero berumur 27 tahun dan Tiro berumur 24 tahun. Cicero awalnya bukanlah seorang politikus tangguh, ia hanya seorang yang gagap, lemah, dan tidak mempunyai bakat oratoria yang membanggakan. Namun, ambisi Cicero begitu besar untuk menjadi seorang politikus. 


Pada masa pemerintahan konsul Servilius Vatia dan Caludius Pulcher tahun ke-675 setelah Roma berdiri,  Cicero memutuskan untuk merantau meninggalkan Roma untuk mencari ilmu dari professional sehingga ia mampu untuk terjun ke dunia politik. Cicero pergi ke berbagai tempat bersama dengan Tiro. Cicero pergi ke wilayah Yunani, untuk memperlajari filsafat dan oratoria demi menunjang cita-citanya untuk menjadi politikus. 

Rhodus
Pada penghujung perjalanannya, Cicero ditemani Tiro belajar oratoria kepada Molon di Rhodus. Cicero belajar banyak dari Molon, terutama bagaimana agar ia dapat berbicara di forum dengan leluasa dan tampil mengesankan. Ketika berguru kepada Molon, Cicero juga ditemani oleh adiknya Quintus, sepupunya Lucius, dan kedua temannya Servius dan Atticus. Setelah Molon merasa pelajarannya cukup untuk Cicero, ia menyeru kepadanya “pulanglah anakku, dan taklukan Roma”. Cicero sangat bersemangat, bersama Tiro mereka kembali ke Roma.

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menguasai Roma adalah dengan menjadi senator. Ia sangat mendambakannya dan itulah saat yang tepat untuk memulai karir politiknya. Namun, untuk menjadi senator ia harus berusia 31 tahun dan merupakan seorang jutawan. Permasalahan yang dihadapinya adalah Cicero bukanlah seorang Jutawan. 

Ia kemudian menemukan jalan keluar dengan menikah dengan gadis aristokrat kaya raya bernama Terentia. Setelah menikah ia mulai mendaftarkan diri sebagai calon senator. Ia berhasil menjadi senator dan tugas pertamanya adalah menjadi hakim muda di Sisilia ditemani oleh Tiro. 

Pelabuhan Puteoli
Karirnya di Sisilia sangat baik dan kenalanya disana pun cukup banyak. Ia kembali ke Roma setelah tugasnya di Sisilia selesai. Di pelabuhan Puteoli ia bertemu dengan Hortensius yang merupakan seniornya dan orang yang dikaguminya. Sikap Hortensius cukup dingin, pada waktu itu ia sedang mengadakan pesta di kapal milikinya di pelabuhan Puteoli. Disana pun ia bertemu dengan pria berambut merah yang mabuk (tamu Hortensius) yang merendahkan Cicero.

Setibanya di rumahnya di bukit Capitolinus, Roma ia disambut dengan hangat. Cicero pun melanjutkan pekerjaannya yaitu menangani berbagai keluhan rakyat Romawi. Keesokan harinya, Tiro sekretarisnya membuka pagar rumahnya dan mempersilahkan para tamu Cicero untuk masuk. 

Pagi itu merupakan sebuah awal perjalan cerah karir politik Cicero. Tiro mendata para tamunya kemudian menyerahkannya kepada Cicero. Pagi itu ada seorang tamu dari Sisilia bernama Sthenius yang memohon untuk bisa bertemu Cicero, keadaanya sangat kacau sekali. 

Cicero kemudian memperkenankannya untuk masuk dan menyuruhnya menceritakan keluhannya. Sthenius kemudian menceritakan bahwa ia telah dirampok oleh Gubernur Sisilia, Gaius Verres. Pemaparan Sthenius begitu meyakinkan dan ia pun merasa beruntung berhasil menemukan Cicero (karena Cicero dikenal sebagai pengacara terbaik baik nomor dua setelah Hortensius oleh masyarakat Sisilia). 

Sebelum mendatangi Cicero, Sthenius mendatangi Hotrensius tetapi ia begitu sibuk dan enggan meluangkan waktu untuk sekedar menemuinya. Cicero pun tergugah untuk membantu Sthenius menyelesaikan kasusnya. Tiro mencatat semua pemaparan dari Sthenius sebagai bukti untuk membantu Cicero dalam menyelesaikan kasus ini.

Gedung Senat Roma
Keesokan harinya, dalam rapat senat, Cicero membawa kasus ini menjadi mosi rapat senat. Namun, senat bereaksi negatif tetapi cukup mengundang perhatian sebagian kecil senator. Ketika rapat usai, seorang senator (orang tua Gaius Verres) berjanji akan menyuratinya untuk menghentikan tindakannya. 

Namun, respon dari Verres sendiri kurang baik, Cicero sudah menduganya dan menyuruh Tiro untuk memindahkan Sthenius ke apartemen agar tidak ditangkap oleh orang-orang Verres selagi Cicero menyelesaikan kasusnya. Cicero berpikir keras dan akhirnya ia meminta bantuan kepada tribunus untuk membantunya menyelesaikan kasusnya. 

Keesokan harinya, adik dan sepupunya juga turut membantu, mereka kemudian mendatangi tribunus yang saat itu diisi oleh orang-orang yang frustasi karena beberapa fungsi tribunus dihilangkan. Namun mereka masih bisa mengimbangi kekuasaan senat. Setelah berpidato di tribunus, Cicero akhirnya memenangkan dukungannya. Palicanus, ketua tribunus sepakat untuk membantu Cicero dengan syarat ia harus mendukung Pompieus (jenderal Republik Romawi yang menguasau daerah Spanyol) untuk menjadi konsul. Cicero setuju karena apabila Pompieus menjadi konsul, kekuatan tribunus bisa bertambah dan fungsinya kembali pulih dan dapat membantu Cicero menyelesaikan kasus tersebut.

Pompieus
Pompieus akhirnya menjadi konsul bersama rivalnya Crassus, konflik kedua tokoh ini melibatkan Cicero. Cicero yang mendukung Pompieus juga diminta mendukung Crassus sebagai konsul. Akhirnya Crassus sendiri lah yang memutuskan untuk menjadi konsul bersama dengan rivalnya Pompieus. 

Tidak serta merta kasus ini selesai ketika Pompieus terpilih manjadi konsul. Namun, karir politik Cicero terus berkembang karena ilmu dan pengalaman yang dimilikinya. Cicero membidik posisi aedilis. Kasus mencapai klimaks ketika Cicero menerima dua orang tamu lagi dari Sisilia. Bukti kejahatan Verres jumlahnya sangat banyak. 

Cicero akhirnya mengajukan tuntutan kepada Verres di pengadilan pemerasan. Akhirnya Verres bisa dituntut dan Cicero, Tiro, Quintus, dan Lucius pergi ke Sisilia untuk mengumpulkan bukti. Mereka menemukan begitu banyak bukti dan ia pun mendapat dukungan dari rakyat Sisilia. Ketika bukti dan saksi telah dikumpulkan mereka kembali ke Roma untuk menuntut Verres. Pengacara Verres adalah Hortensius. Bukti dan saksi yang dihadirkan oleh Cicero tidak bisa dibantah oleh Hortensius dan akhirnya Verres kalah dan ia didenda dengan pencabutan hak-hak sipilnya.

Pasca kasus Verres, popularitas Cicero meningkat dan ia pun mencalonkan diri sebagai aedilis dan ia pun berhasil terpilih. Konflik terjadi ketika, wilayah Ostia diserang oleh bajak laut dan Pompieus ingin menangani hal itu dengan membentuk komando istimewa yang ia pimpin sendiri. Pertentangan terjadi di kalangan aristokrat dan menjadi isu utama di senat.

Crassus
Konflik antara Pompieus dan Crassus terjadi lagi untuk menentukan siapa yang memimpin komando istimewa itu, seperti biasa Crassus berinisiatif untuk membagi komando dengan Pompieus tetapi Pompieus keluar sebagai pemenang. Konflik ini juga melibatkan Cicero yang pada saat itu posisinya mendukung Pompieus. Karir politik Cicero semakin menanjak, ia kini membidik posisi praetor. Dengan dukungan dari klien-kliennya di Roma dan Sisilia serta para pendukung Pompieus, Cicero akhirnya bisa menjadi praetor.

Perjalanan karir Cicero yang ditemani sekretarisnya Tiro dan Adiknya Quintus berjalan mulus. Sampai konflik terjadi lagi ketika Metellius Pius mengundangnya ke rumahnya dan melaporkan Catilina telah melakukan kejahatan saat ia berkuasa di Afrika. Cicero tidak terlalu menanggapinya sampai akhirnya, Clodius menuntut Catilina atas perbuatanya itu. 

Cicero memberanikan diri untuk menjadi pengacara Catilina. Namun, akhirnya Cicero mundur karena berdasarkan data persidangan yang diperolehnya Catilina benar-benar terbukti berbuat kejahatan yang serius dan sudah tidak mungkin lagi dibela. Permusuhan dengan Catilina pun tidak bisa dielakkan. 

Cicero vs Catilina
Catilina pun kalah dalam persidangan dengan pemberhentian persidangan dan pemulangan Catilina secara tidak hormat. Cicero pun mengalami kendala ketika ia berniat mencalonkan diri menjadi konsul. Penelusurannya bersama Tiro, Quintus, dan Frugi menemukan bahwa adanya konspirasi yang dilakukan oleh Crassus dan Caesar untuk menjadi Diktator dengan memanfaatkan kekayaannya. 

Kedua tokoh tadi merancang agar Catilina dan Hybrida lah yang memenangkan pemilihan konsul. Cicero kemudian memberitahukan semua temuannya kepada Hortensius (rivalnya) dan ia pun membahasnya dalam rapat senat. Akhirnya semua terbongkar dan semua uang yang telah dikeluarkan Crassus dan rencana yang dirancang oleh Caesar untuk menjadikan Catilina atau Hybrida sebagai konsul gagal dan akhirnya Cicero lah yang memenangkan pemilihan sebagai konsul dengan perhitungan suara bulat. Cerita dalam novel Imperium berakhir sampai sini.

2.Analisis Unsur-Unsur Historiografi Tradisional
Unsur-unsur historiografi tradisional adalah sastra, sejarah, mitos.

2.1 Analisis Unsur Sastra
Unsur sastra dalam karya ini terlihat jelas. Dapat dilihat dari berbagai gaya bahasa yang digunakan. Contohnya :

1. Demikianlah, pada suatu pagi musim semi, selepas subuh, ketika Laut Carthapus tampak semulus dan seputih mutiara. (hal.17)

2. Aku berdiri diam-diam tanpa terlihat, di antara bayang-bayang, dan yang kuingat sekarang hanyalah ngengat yang berputaran laksana serpih abu di sekeliling obor, gemintang di atas pekarangan, dan wajahku terpukau pemuda-pemuda itu, merona dalam cahaya api, menatap Cicero.
(hal. 21)
 
3. Pada saat inilah ambisi dalam dirinya mengeras manjadi sekokoh karang. (hal. 25)
 
4. Saat ceracau Dasianus mulai lesu, sang Maestro menari pun bangkit dengan anggun dan berputar-putar di sekeliling pengadilan, menandaskan pendapatnya panjang-lebar. (hal. 162)
 
5. …dan terhuyung setengah langkah ke belakang saat disambut dinding ribuan wajah itu. (hal. 184)
 
6. …sambil menelusuri kolom kata-kata dengan jempol raksasanya. (hal. 244)
 
7. “Semua pihal lega saat bayi ini lahir. Rasanya seperti menunggu badai berlalu. (hal.327)
 
8. Cicero meyakinkanku bahwa wajah itu berubah merah padam. (hal. 357)
 
9. Aku masih dapat melihat binar semangat dalam matanya… (hal. 376)
 
10. Dia menjaga air mukanya tetap tenang dan tak terusik… (hal. 408-409)

2.2 Analisis Unsur Mitos
Dalam karya ini, unsur mitos dapat dilihat dari adanya pemujaan terhadap dewa-dewa sesuai dengan mitologi Romawi.
Contoh :

1. “Ya dewa-dewa, hindarkanlah kami dari wabah itu!”
(hal. 20)

2. “berseru kepada dewa-dewa untuk menyaksikan bahwa dia sebenarnya…
(hal. 277)

3. …berdoa setiap hari di Kuil sang Dewi Baik (Bona Dea).
(hal. 297)

2.2.3 Analisis Unsur Sejarah
Analisis unsur sejarah bisa dilihat dengan mencari apakah tokoh, peristiwa, tempat itu benar-benar terjadi atau ada. Caranya dengan mencari sumber lain seperti ensiklopedia.
Contoh :

1. Marcus Tullius Tiro
Keberadaan tokoh ini tercantum pada ensiklopedia. Nama lengkapnya adalah Marcus Tullius Tiro. Ia juga menemukan sistem yang dinamakan Tironian Notes (catatan tiro) yang berguna untuk mencatat pidato karena memiliki penyingkatan kata yang banyak.

2. Marcus Tullius Cicero (106-43 SM)
Cicero benar-benar ada, ia tercantum dalam ensiklopedia. Ia lahir di Arpinum, Italia. Karir politiknya terus menanjak seiring dengan keterlibatannya dengan berbagai kasus yang berhasil diselesaikannya dengan baik.

3. Pompieus Agung (Pompey the Great) 106-48 SM
Tokoh ini benar-benar ada, tercantum di dalam ensiklopedia. Ia adalah seorang jenderal Romawi dan Negarawan. Ia berhasil menaklukkan Sisilia, Afrika, dan Spanyol. Kemudian ia terpilih menjadi konsul sepulangnya dari ekspansi. Selanjutnya ia menumpas bajak laut di laut mediterania. 

4. Marcus Licinius Crassus (115?-53? SM)
Crassus benar-benar ada, namanya tercantum dalam ensiklopedia. Ia adalah jenderal Romawi juga seorang politikus. Ia memimpin pasukan Romawi wilayah Yunani dan berhasil menumpas pemberontakan Spartacus. Ia menjabat sebagai konsul bersama Pompieus.



Daftar Sumber:
Novel Imperium karya Robert Harris

Microsoft Encarta 2009

Encyclopaedia Britannica 2008

Sumber Gambar:
Marcus Tillius Cicero

Rhodus

Pelabuhan Puteoli

Gedung Senat Roma

Pompieus

Crassus

Cicero vs Catilina

No comments:

Post a Comment