Saturday, April 14, 2012

DINAMIKA PEMERINTAHAN DI INDIA TAHUN 1858-1879

DINAMIKA PEMERINTAHAN DI INDIA TAHUN 1858-1879
 oleh: Bimo Adriawan

Pendahuluan

Viayanagar
Pemerintahan adalah sistem yang menjalankan wewenang dan kekuasaan, mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik serta dengan bagian-bagiannya. Kolonialisme mencengkram begitu kuat pada wilayah koloninya melalui pemerintahan kolonial. Inggris pun melakukan hal tersebut pada wilayah koloninya, India. Sebelum Bangsa Eropa datang pada 1498 yang dimulai oleh Vasco da Gama, India diperintah oleh pemerintahan Hindu yaitu, Kerajaan Vijayanagar (1336-1646).
Kekuatan Islam yang semakin membesar di India membuat Kerajaan Vijayanagar menjadi keropos dan akhirnya runtuh. Setelah Kerajaan Vijayanagar runtuh, bangkitlah Kesultanan Mughal yang beragama Islam (1526-1761). Kesultanan Mughal mengalami masa keemasan dibawah pemerintahan Sultan Akbar (1556-1605). 
Sultan Mughal, Jalaludin Muhammad Akbar
Wilayah Kesultanan Mughal dibagi menjadi 15 propinsi yaitu, Allahābād, Āgra, Ayodhya (Avadh), Ajmer, Ahmadābād, Bihār, Bengal, Delhi, Kabul, Lahore, Multān, Mālḳa, Qhāndesh, Berār, and Ahmadnagar. Pemerintahan yang dijalankan pada masa Sultan Akbar adalah sentralisasi. 
Kesultanan Mughal mulai mengalami kemunduran pada abad ke-18 dengan ditandai banyaknya pemberontakan dan pemerintahan dijalankan dengan desentralisasi. Bangsa Eropa yang telah datang pada abad ke-16 mulai mengambil kesempatan untuk melakukan kolonialisasi ketika masa kemunduran Kesultanan Mughal.

Penguasaan asing atas India mencapai puncaknya pada tahun 1858 dengan lahirnya British Raj yang tidak lagi sekedar kolonialisme tetapi sudah menjadi imperialisme. Pada periode awal penguasaan India, Inggris menggunakan kongsi dagangnya yaitu EIC (East India Company) yang dipimpin oleh gubernur-jenderal. 
Imperial Inggris di India
Pada 1773, Pemerintah Inggris mulai melakukan intervensi kepada EIC dengan mengeluarkan The Regulation Act (1773) dan Pitt’s India Act (1784). Pada 2 Agustus 1858, Parlemen Inggris mengeluarkan The Government in India Act yang berarti pengalihan kekuasaan di India dari EIC kepada Pemerintah Inggris. Sejak saat itu pemerintahan di India berada di bawah Viceroy (seseorang yang berkuasa atas propinsi atau Negara yang diberi wewenang untuk memerintah oleh raja/ratu).

Pemerintahan Imperial Inggris

Di bawah pemerintahan Viceroy, India dijalankan dengan pemerintahan sentralisasi. Pada tahun 1861, Dewan India (Indian Council) mengubah Dewan Eksekutif Viceroy menjadi minatur kabinet yang dijalankan dengan sistem menteri portfolio. Lima anggota biasa mempimpin departemen pada pemerintahan di Calcuta, departemen yang dimaksud adalah, perumahan, pendapatan, militer, keuangan, dan hukum. Dalam dewan tadi, Komandan militer tertinggi menjabat sebagai anggota luar biasa. 
Inggris Menguasai India
Setelah tahun 1874, ada penambahan anggota dewan biasa yang memimpin departemen pekerjaan umum yang kemudian (1904) disebut perdagangan dan industri. Selanjutnya pada 1861, anggota Dewan ditambah dari enam menjadi dua belas orang. Kurang dari setengah anggota bukan merupakan pegawai negeri, mereka terdiri dari bangsawan India dan tuan tanah yang loyal pada Inggris. Penambahan anggota terjadi lagi pada tahun 1892 menjadi 16 orang dengan sepuluh orang anggota bukan pegawai negeri. Parlemen di India menjadi kuat walaupun pimpinan tertinggi berada di Inggris.

Kebijakan Ekonomi

Pemberontakan Sepoy
Pemerintahan imperial melakukan berbagai kebijakan diantaranya di bidang ekonomi. Peningkatan terjadi pada sektor agrikultur, perluasan wilayah dagang dan disisi lain terjadi kelaparan hebat. Total biaya untuk menumpas pemberontakan sepoy tahun 1857-1859 kurang lebih mencapai 40juta poundsterling. Untuk menutupi defisit yang besar, Pemerintah imperial melakukan kebijakan ekonomi yang menguntungkan, yaitu meneruskan monopoli opium perdagangan gelap opium ke Cina, pajak untuk garam dan pajak penghasilan mulai diperkenalkan untuk lima tahun kedepan untu menutupi defisit anggaran.

Kontribusi utama Inggris kepada India untuk ekonomi adalah pembangunan jaringan jalur kereta api yang menyebar dengan cepat ke seluruh India setelah 1858. Total panjangnya sekitar 200 Mil. Pada tahun 1869 berkembang menjadi lebih dari 5.000 mil rel besi yang diselesaikan oleh perusahaan rel kereta api Inggris.

Pembangunan jalur kereta api ini menguntungkan pribumi juga sebagai alat transporasi yang menghubungkan pertanian di India dan desa-desa di pedalaman dengan kota-kota pelabuhan imperial Inggris, seperti Bombay, Madras, dan Kalkuta, kereta api tersebut memiliki tugas utama yaitu mengangkut bahan baku dari India dan untuk mempercepat transisi dari subsisten ke komersial.

Mayoritas Penduduk India Bercocok Tanam
Penyebaran jalur kereta api juga mempercepat kehancuran kerajinan pribumi, karena kereta dipenuhi oleh barang-barang buatan pabrik yang harganya murah dari Inggris dan menyerbu ke kota-kota pedalaman untuk didistribusikan ke desa-desa. Kehadiran produk-produk Inggris ini membuat pengrajin pribumi meninggalkan pekerjaannya sebagai pengrajin dan mulai kembali ke tanah untuk bertani sehingga mereka bisa terus bertahan hidup. Pada akhir abad ke-19, hampir 90% penduduk pribumi India menggantungkan hidupnya pada bidang pertanian. Kereta api juga membantu militer untuk mengakses wilayah pedalaman dan akhirnya juga digunakan untuk mengangkut beras untuk menolong korban kelaparan.

Industri perkebunan paling penting pada periode ini adalah teh, nila, dan kopi. Perkebunan tersebut dimulai dari Utara India tepatnya di Bukit Assam pada tahun 1850an dan di Selatan India, Bukit Nilgiri sekitar 20 tahun sebelumnya.

Pada 1871 terdapat lebih dari 300 perkebunan teh, menutupi 30.000 hektar dan menghasilkan lebih dari 6.000.000 pon teh. Pada 1900 hasil panen teh di India cukup besar untuk diekspor ke Inggris sekitar 137.000.000 pon, menggantikan teh Cina di London.

Industri nila pun mengalami kemajuan walaupun terancam punah pada saat pemberontakan Biru (1859-1860) yang dilakukan oleh petani, tetapi India tetap melanjutkan ekspor ke pasar Eropa sampai akhir abad ke-19, ketika bahan celup buatan membuat produk alami menjadi kuno. Kopi di Selatan India mengalami kemajuan dari tahun 1860-1879, setelah itu perkebunan kopi di Selatan India diserang oleh hama dan menyebabkan Kopi India mengalami kemunduran.

Kebijakan Luar Negeri

Pemerintah Imperial memperluas wilayahnya ke Barat Laut dan Barat Daya. Pergolakan suku-suku di perbatasan Barat Laut terus menjadi sumber gangguan bagi pemerintah imperial. Di lain pihak, Rusia juga melakukan perluasan wilayahnya ke Asia Tengah pada 1860an. Hal tersebut membuat kegelisahan dan mendorong Pemerintah Imperial untuk memajukan batas dari India sampai ke Hindukush dan ke wilayah Afghanistan bagian utara.

Untuk menguatkan hubungan antara Inggris dan Afghan, Viceroy Lord Mayo mengadakan perundingan dengan pemimpin Afghan, Shir Ali di Ambala pada tahun 1869, selain untuk mempererat hubungan Inggris-Afghan, juga untuk mendukung Inggris dalam keadaan darurat. Pada tahun 1872, Viceroy Lord Mayo dibunuh di kantornya oleh seorang tahanan Afghan di Andaman.

Akibat dari terbunuhnya Lord Mayo keinginan untuk meyerang Afghan semakin besar. Terbukti dengan penggantinya yaitu Lord Northbrook yang mundur akibat usahanya untuk menyerang Afghan tidak dikabulkan oleh kabinet kemudian digantikan oleh Lord Lytton.

Yaqub Khan
Lord Lytton meminta izin kepada Shir Ali untuk memasuki Kabul tetapi ditolaknya. Lord Lytton tidak menyerang Kabul sampai akhirnya Jenderal Rusia Stolyetov diterima di Kabul ketika utusan Lytton, Sir Neville Chamberlain dipaksa mundur ke perbatasan oleh tentara Afghan. Akhirnya Lytton memutuskan untuk menyerang Afghan pada 21 November 1878. Afghan berhasil dikuasai ketika pernjanjian ditandatangani pada 26 Mei 1879 yang menyebutkan bahwa anak dari Shir Ali, Yaqub Khan menjadi pemimpin Afghan dan ia berjanji sebagai ganti untuk dukungan dan perlindungan dari Inggris ia akan menerima langsung orang Inggris di Afghan.

Tetapi penduduk Inggris, Sir Louis Cavagnari tewas dibunuh pada 3 September 1879 setelah dua bulan tinggal di Afghan. Hal tersebut membuat Inggris menurunkan Yaqub Khan dari tahtanya dan menjadikan Rahman Khan sebagai penggantinya.

Kesimpulan

Periode 1858 merupakan periode awal pemerintahan imperial Inggris di India. Untuk mengawali pemerintahan imperial, pihak Inggris membutuhkan perbaikkan ekonomi demi menutupi defisit anggaran akibat perang sepoy. Solusi yang dilakukan oleh Inggris adalah memonopoli perdagangan opium di Cina dan memberlakukan pajak penghasilan.

EIC
Hal serupa juga tampaknya persis dengan yang terjadi di Indonesia ketika Belanda mengalami defisit setelah dananya terkuras untuk Perang Jawa (1825-1830). Solusi yang dilakukan oleh Belanda adalah Cultuur Stelsel atau tanam paksa yang dicetuskan oleh Van den Bosch pada 1830. Bisa dikatakan tren kolonialisme pada abad ke-19 adalah pengambilalihan kongsi dagang oleh pemerintah asal kongsi dagang tersebut, setidaknya nasib EIC sama dengan VOC tetapi dengan penyebab yang berbeda.

Kereta
Di samping merugikan pribumi, pemerintahan imperial Inggris pun membawa keuntungan bagi pribumi dengan dibangunnya jalur kereta api yang tersebar di India. Walaupun hanya sebatas sebagai alat pengangkut bahan baku dari desa-desa di India. Hal yang sama juga terjadi di Indonesia pada abad ke-19. Belanda juga mulai membangun jalur kereta api di Jawa yang juga bertujuan sama dengan Inggris yaitu untuk menangkut bahan baku dari produsen ke pelabuhan-pekabuhan. Lokomotif mulai berkembang pada abad ke-19 yang konsep dasarnya dibuat oleh George dan Robert Stephenson pada 1829 di Inggris. Jadi, berdasarkan kondisi yang terjadi di India dan Indonesia, imperialisme mengalami gaya yang hampir sama setidaknya di dua tempat yaitu India dan Indonesia.

Daftar Sumber :

"India." Encyclopædia Britannica. Ultimate Reference Suite.  Chicago: Encyclopædia Britannica, 2009.

Ricklefs, M.C.2008.
Sejarah Indonesia Modern 1200-2008.Jakarta:Serambi.

Sumber Gambar :
Vijayanagar
http://www.inforiya.com/ 

Sultan Mughal, Jalaludin Muhammad Akbar
http://www.allahabadi.com/


Imperial Inggris di India
http://the-diplomat.com/


Inggris Menguasai India
http://thedoctorssurgery.blogspot.com/

Pemberontakan Sepoy
http://history1800s.about.com/

Mayoritas Penduduk India Bercocok Tanam
http://india.blogs.nytimes.com/


Yaqub Khan
http://en.wikipedia.org/

EIC
http://www.columbia.edu/

Kereta
http://bombayrailway.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment