Thursday, April 19, 2012

SEDIKIT TENTANG INTERPRTASI DAN OBJEKTIVITAS

SEDIKIT TENTANG INTERPRTASI DAN OBJEKTIVITAS


INTERPRETASI

Vas atau Dua Wajah
Interpretasi menurut kamus bahasa Indonesia berarti pemberian kesan, pendapat dan pandangan teoritis terhadap sesuatu; tafsiran. Interpretasi merupakan bagian dari filsafat sejarah kritis. Interpretasi terbagi menjadi dua, yaitu:


Interpretasi Monistis

Adalah interpretasi yang bersifat satu sisi suatu penafsiran yang hanya mencatat peristiwa besar dan orang besar, yang bersifat tunggal.

Interpretasi Teologis

Interpretasi yang menekankan bahwa sejarah ditentukan oleh takdir Tuhan, manusia hanya menerima nasibnya. Konsekuensi dari paham itu ialah gerak sejarah bersifat pasif karena semua peristiwa terlebih dahulu ditentukan oleh Tuhan.

Interpretasi Geografis

Posisi Menentukan Prestasi
Interpretasi geografis menekankan bahwa peranan sejarah ditentukan oleh faktor geografis. Mudahnya dapat dikatakan bahwa jika tidak ada bumi maka dapat dipastikan tidak ada sejarahnya. Letak bumi dan bentuk tanahnya akan memengaruhi pula hidup dan cara hidup suatu bangsa. Namun, jika segala sesuatunya ditentukan dengan interpretasi "letak" akan memengaruhi jalanya sejarah suatu bangsa (determinisme-geografis) maka hal itu tidak dapat dipertahankan.

Interpretasi Ekonomi

Interpretasi yang menekankan bahwa sejarah ditentukan hanya oleh faktor ekonomi. Ditekankan pula bahwa tidak dapat diingkari faktor ekonomi besar sekali peranannya dalam gerak sejarah. Timbul pertanyaan mengapa cara hidup suatu suku bangsa di Indonesia berbeda padahal ekonominya hampir sama.

Interpretasi Rasial

Ras Menentukan Prestasi ?
Interpretasi yang menekankan bahwa ras atau bangsa berperan menentukan gerak sejarah. Secara keilmuan interpretasi ini tidak dapat dipertanggungjawabkan. Tidak ada hubungan antara kebudayaan suatu bangsa dengan rasnya.

Interprertasi Pluralis

Perkembangan-perkembangan sosial, budaya, politik, dan ekonomi yang merupakan pola kehidupan manusia. Perkembangan kehidupan manusia dan peradabannya bersifat ganda (multi kompleks). Di dalam konsepsi mengenai menyeluruhnya masa lampau manusia ini tersirat anggapan bahwa ada beberapa pengaruh yang dapat diterima mengenai sejarah dan bukan satu macam saja yang merupakan satu-satunya yang benar. Kekinian para sejarawan lebih cenderung untuk memberikan interpretasi pluralis mengenai seuatu sebab. Mereka beranggapan bahwa kemajuan gerak sejarah didorong oleh akal manusia yang ditandai oleh kemajuan ilmu.

Arnold Toynbee
Pada masa kini memang filsafat monistis telah digunakan khususnya mengenai pertumbuhan dan kemunduran kebudayaan. Olswald, Toynbee, Croce dan kawan-kawan menantang golongan pluralis, mereka beranggapan bahwa pasang surut kebudayaan yang didukung oleh akal membawa benih kehancuran bagi perkembangan kebudayaan, karena itu mereka mencari kepercayaan yang tidak sepenuhnya didukung oleh akal.

Kesimpulanya, interpretasi adalah penafsiran yang terbagi menjadi dua yaitu interpretasi monistis dan interpretasi pluralis. Sederhananya interpretasi monistis menafsirkan hanya dari satu sisi. Sedangkan interpretasi pluralis menekankan penafsirannya kepada banyak sisi.

Dilihat dari penafsiran kedua model interpretasi ini terhadap perkembangan kebudayaan, dua model interpretasi ini menjelaskan bahwa perkembangan kebudayaan mengalami kemunduran (interpretasi monistis) dan perkembangan kebudayaan mengalami kemajuan (interpretasi pluralis).Jadi, jelas telihat ternyata kedua model interpretasi diatas mendapat pengaruh dari dua teori yang menjelaskan gerak sejarah, yaitu materialisme dan idealisme walaupun tidak begitu kentara.

OBJEKTIVITAS

Objektif?
Secara lebih khusus, Scheffler mengartikan obyektivitas pengetahuan keilmuan sebagai usaha-usaha publik yang secara sistematik dikontrol oleh logika fakta empiris, yang bertujuan untuk memformulasikan kebenaran dunia ilmu, ilmu pada dasarnya terletak pada pendekatan yang objektif dan teliti terhadap analisis dan interpretasi dari dunia, termasuk masyarakat manusia.

Pada hakikatnya, ilmu berusaha untuk memberikan deskripsi yang objektif (= sebagaimana adanya) terhadap realitas alam dan perilaku manusia. Model yang dipakai itu senantiasa diusahakan agar mampu memberikan deskripsi yang paling objektif, untuk mendekati kenyataan yang sebenarnya, dengan kata lain selaras dengan alam luar yang keberadaannya diyakini. Semakin seksama (accurate), semakin umum (general), semakin sederhana (simple) dan jika semakin bagus (elegant) model itu dan teori yang di bangun berdasarkan model tersebut, makin baik “Ilmu hanya berusaha menggungkapkan sepenuh mungkin makna ciptaan”.

Sumber Gambar: 

Vas atau Dua Wajah
https://devcentral.f5.com/

Posisi Menentukan Prestasi
http://fairuzelsaid.wordpress.com/

Ras Menentukan Prestasi ?
http://www.republika.co.id/


Arnold Toynbee
http://nasherooy.blogspot.com/

Objektif?
http://taufikkurniawan.com/

No comments:

Post a Comment